Archive for ◊ 2007 ◊

21 Aug 2007 Just The Two of Us
 |  Category: My Husband, My Marriage, My Self  | 7 Comments

Barusan Mas telfon. Jam 7 an malam gini memang Mas seringkali nelfon kalau belum pulang dari kantor. Entah menanyakan minta dibawakan apa nanti, mengabarkan sedang akan berkemas pulang, atau malah memberitahukan akan pulang agak malam karena banyak urusan.

Tumbennya, malam ini Mas mengajak keluar berdua saja. Tanpa anak-anak. Alfath yang sudah mengerti merengek minta ikut. Menuduh ayah bundanya jahat karena tak mau mengajak anak-anak. Dasar anak-anak. Belum mengerti bahwa orangtua kadang butuh waktu untuk berdua saja. Untuk sekedar ngobrol santai dari hati ke hati, lepas dari rutinitas hidup dan perkawinan yang lama kelamaan tak terasa istimewa karena terlalu biasa. Untuk sekedar melepas lelah sejenak dari kelelahan, mencari sebuah sanctuary untuk berteduh bersama. Untuk saling mendukung dan mengokohkan satu sama lain, agar menjadi orang tua yang kokoh menaungi anak-anak bersama.

Kadang-kadang, suami istri begitu asyik menjadi ayah dan bunda, sehingga lupa bahwa mereka adalah juga sepasang kekasih.

13 Aug 2007 Aslamku
 |  Category: My Kids  | 3 Comments

Aku paling nyess bgt kalo anakku yang satu ini sakitDsc01447_1 Dsc01446_1. Soalnya, dengan badannya yang super kecil itu, dia ga punya bantalan lemak sebagai buffer kalo lagi ga nafsu makan. Apalagi kalo lagi diare, wuih ngenes banget ngeliatnya. Layu banget. Di usianya yang 2 tahun kurang sebulan ini beratnya cuma 10 kg. Hampir setara dengan adiknya yang 8 kg di usia 5 bulan.

Herannya, ini anak sebenernya makannya gampang. Malahan lebih gampang daripada Alfath yang doyan ngemut. Tapi kok makanannya ga jadi daging ya? Udah dikasih obat cacing ga ngefek juga. Memang sih, pupnya tergolong banyak. Makanannya numpang lewat aja kali ya?

Saking kecilnya, Aslam muat di keranjang sepeda kalo ikutan nganter Masnya ke sekolah. Tapi sekarang ga boleh ikutan nganter lagi sama ayah, karena dinilai ga safe.

Ini fotonya Aslam di keranjang sepeda.

Baju-bajunya juga udah pada muat dipakein Halim. Pake celana bayi juga masih muat nih si Aslam mungilku.

Cepet gede dong, Dek!

19 Jul 2007 Mantan Sufi
 |  Category: My Self  | 4 Comments

Dulu, aku ini sufi (suka film). Movie mania. Aku dulu berpendapat, setiap film pasti ada inti ceritanya dan amanat tersendiri yang menarik untuk disimak. Ada suspensenya yang menarik untuk diikuti. Ada insight berharga that can freshened up my life.

Walhasil, dulu kami, aku dan suami, rajin banget tuh hunting film ke rental (karena kecewa kalau beli CD bajakan yang kualitasnya jelek, tapi ga mampu beli yang original). Hidup Video Ezy!!

Sampai suatu hari: Wuueekk, (gaya orang mual) : I think I have had enough of it!

Kalo orang bilang sesuatu itu ada kadarnya,maka rasanya kadar kegemaranku nonton habis sudah. Aku sudah sampai pada tahap jenuh yang sangat.

Entah karena repot atau apa, yang jelas aku udah ga nafsu aja nonton film. DVD di rumah aja masih banyak yang belum kutonton dan rasanya belum akan dan belum mau kutonton. Kalo senggang enakan tidur. Atau sekarang, internet jadi kesibukan baru.

Rasa jenuh ini kurasain udah lumayan lama. Mungkin tahun 2002-2003 an (kalo ga salah inget). Kalo sekarang pendapatku begini: "Ah, paling film ceritanya gitu-gitu aja. Kalo action, jagoannya yang menang…"

Akhirnya sekarang, kalo aku lagi mau nonton, aku ngajak suami dan anak-anak (kalo filmnya cocok u anak-anak) untuk ke bioskop. Jadi nontonnya emang diniatin untuk nonton.

Wah, beneran deh, sekarang aku emang udah jadi mantan sufi.

19 Jul 2007 Happiness
 |  Category: My Self, Refleksi  | One Comment

Ini  satu perkataan bijak yang pernah kudengar. " Allah menciptakan waktu selalu baru. Tiap detiknya adalah fragmen yang terpisah satu sama lain."

Jangan terberati oleh masa lalu, dan jangan mencemaskan masa depan. Hidup kita adalah apa yang nyata hari ini.

Jangan mensyaratkan apapun untuk menjadi bahagia.

"Aku akan lebih berbahagia nanti, saat aku tidak lagi begitu repot karena anak-anakku sudah besar…"

Saat anak-anak mulai besar,

"Aku akan lebih berbahagia nanti, saat anak-anak dewasa dan menikah…"

Saat anak-anak dewasa dan menikah,

"Aku akan berbahagia nanti, saat aku menimang cucu…"

Dst,dst,..

Akhirnya, kita tak pernah merasakan ultimate happiness.

Happiness is a journey, not a destinatian.

Enjoy the moment!

25 Jun 2007 Miris
 |  Category: Serba-serbi  | 3 Comments

Friday, December 1, 2006, 18.54

Aku pernah bersamanya suatu waktu pada masa kecilku. Tapi kabar terakhir yang kudengar tentangnya tragis. Menikah dua kali dengan pria yang keduanya kasar: buruk perangai dan ringan tangan hingga kerap membuat biru lebam wajahnya. Wajar, ia mendapatkannya sembarang di pinggir jalan. Dengan dalih kebebasan gairah muda.

Aku menikahi seorang yang sangat istimewa. One of a million I called it. Tak pernah berkata kasar apalagi merendahkan dan meremehkan.

Apakah nasib bisa dipilih?