Archive for ◊ 2009 ◊

07 Apr 2009 NOVA, Bu Rieny, dan Konsultasi Psikologi
 |  Category: Oprah Show, Serba-serbi  | 10 Comments

Siapa bilang wanita tak butuh berita? Itulah tag line dari tabloid wanita mingguan NOVA. Seingatku sejak SD aku sudah mulai akrab dengan tabloid ini. Aku suka nimbrung membacanya kalau kebetulan ibu membelinya. Ibu memang tidak berlangganan secara khusus.

Rubrik yang kusuka dari dulu sampai sekarang adalah Rubrik Psikologi asuhan Dra. Rieny Hassan. Walaupun dulu aku masih anak-anak, tapi aku sudah cukup mengerti persoalan yang dibahas dan sangat menikmati pula cara Bu Rieny memaparkan solusi atas permasalahan yang diajukan. Ulasannya begitu pas dan mengena. Sangat mencerahkan.

Setelah menikah kini, aku sesekali saja suka membeli NOVA. Karena terus terang aku agak kecewa dengan tampilan NOVA sekarang. Terlalu banyak iklan. Dalam hal berita dan peristiwa juga menurutku agak basi dan ketinggalan dibanding yang lain. Yang lebih mengecewakan lagi adalah bila, setelah membelinya, aku baru tahu bahwa pada edisi kali itu tidak ada rubrik Tanya Jawab Psikologi favoritku.

Sekarang kekecewaanku terobati karena aku tinggal meng-klik www.tabloidnova.com untuk mengakses tulisan-tulisan Bu Rieny. Gratis dan praktis 🙂

Beberapa hari lalu aku puas membaca beberapa problema keluarga dan rumah tangga yang ada di NOVA online. Rupanya begitu beragam masalah yang dihadapi orang-orang dalam kehidupan mereka. Ada yang kewalahan dengan sikap suami yang keras dan pelit, ada yang mengalami ketidakcocokan dengan ipar dan mertua, ada pula masalah remaja yang hamil di luar nikah, sampai masalah mereka yang terjebak dalam drama perselingkuhan. Tampaknya setiap keluarga pasti memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Meski dengan berbagai tingkatan intensitas, dari ringan sampai berat. We never know what happen behind the closed door. Begitu kata-kata yang sering disitir Oprah.

Banyak keluarga yang dari luar kelihatan sangat bahagia dan baik-baik saja, namun nyatanya menyimpan segudang permasalahan yang teramat pelik. Yaa…namanya hidup, masalah tentu niscaya ada. Yang sangat disayangkan adalah bila masalah itu timbul dari sikap kita yang salah dan menyimpang.

Misalnya masalah anak atau orang tua yang mengidap penyakit tertentu. Kita bisa bilang bahwa masalah itu datang dari-Nya sebagai ujian dan cobaan untuk kita. Tapi bila ada anak remaja yang hamil di luar nikah, atau rumah tangga yang berantakan karena tragedi perselingkuhan, maka bisa dibilang bahwa itu masalah yang dicari sendiri atau diada-adakan. Kalau kita menjalani hidup dengan lurus-lurus saja, niscaya malapetaka itu bisa terhindarkan atau diminimalisir.

Mungkin sekali dua kali kita tergoda untuk menyimpang, tapi mudah-mudahan kita selalu ingat bahwa keluarga adalah yang utama.

Kembali ke masalah konsultasi psikologi. Sepertinya itu bukan hal yang aneh lagi di Barat (US) sana. Bahkan mungkin sudah termasuk ke dalam kebutuhan pokok. Seiring dengan tekanan hidup yang makin tinggi, stress yang dialami juga makin meningkat. Lantas orang butuh pelepasan untuk menyalurkan perasaannya, orang butuh orang lain yang bersedia untuk mendengarkan segala masalahnya. Bila tidak ada yang sukarela mau mendengar, maka terpaksa harus membayar jasa konsultan psikolog secara professional. Seingatku Oprah pernah bilang kata-kata yang intinya begini: “Alasan aku tidak membutuhkan untuk pergi ke psikolog adalah karena hampir tiap malam aku menceritakan semuanya kepada Gayle…” Gayle King is her best friend. Jadi, tiap orang pasti butuh seseorang atau sesuatu (misalnya hobi) untuk menyalurkan perasaannya.

Kalau di Indonesia, sepertinya masih agak jarang ada orang yang mau mendatangi jasa psikolog. Alasannya adalah karena orang masih susah dengan basic needs, boro-boro memenuhi kebutuhan psikologis seperti itu yang mana termasuk next level of needs. Alasan lainnya, masih ada anggapan bahwa yang mendatangi psikolog hanyalah mereka yang punya masalah serius atau sakit jiwa.(*Padahal pada hakikatnya, bukankah kita semua ini adalah orang yang jiwanya masih sakit?*)
Kadang memang, kalau mengadu pada orang yang tidak tepat, bukannya masalah terselesaikan dengan baik, malah justru aib diri tersebar kemana-mana. Lagipun memang, ada orang-orang tertentu yang masukannya sangat pas dan enak didengar, sebaliknya banyak pula orang yang sebaiknya tidak kita mintai pendapat. (*Lagi-lagi berkaitan dengan bakat diri*). Dan Bu Rieny menurutku adalah orang yang sangat mumpuni di bidang itu. Mungkin banyak orang bergelar Psikolog, tapi tidak banyak yang masukannya sangat mencerahkan. Seperti yang kudapat setiap membaca solusi dari Bu Rieny.

Maaf bila tulisan ini tidak fokus dan melebar kemana-mana. It’s been soooo long since I done my last writing. 🙂

02 Apr 2009 Malik bin Dinar
 |  Category: Refleksi, Serba-serbi  | Leave a Comment

Pergaulilah dunia sebagaimana Malik bin Dinar mempergaulinya:

Aku membagi dunia ini menjadi dua bagian: Apa yang memang untukku dan apa yang bukan untukku.

Yang kudapat adalah yang memang jadi milikku. Tak akan lepas dariku walaupun seisi dunia menolaknya.

Yang luput dariku adalah memang yang bukan milikku. Takkan kudapat walau seisi dunia mengusahakannya.

30 Mar 2009 Catatan Pertama setelah Pernikahan
 |  Category: My Husband, My Marriage  | 5 Comments

Hari ini genap 8 tahun kebersamaan kami. Sebagai sebuah perayaan kecil, kuposting catatan harian yang kubuat tak lama setelah pernikahan kami. Semoga dapat menjadi pengingat yang manis dalam kehidupan pernikahan kami.

03 Mei 2001

Ini tulisan pertama sejak pernikahan kami.
Duhai Robbi, rupanya beginilah akhir lika-liku itu.
Nasibku bertaut dengan nasibnya. Sedihku kini jadi sedihnya juga. Sedihnya kini, harus kutanggung juga. Gembiraku, gembiranya. Dan gembiranya pasti jadi gembiraku juga.

Hari-hariku kini penuh aktivitas baru. Capek iya, tapi senang juga iya. Kucoba mencari keikhlasan di sana. Tapi susah sekali, ya Allah. Karena bukan perkara kecil untuk terus-menerus berada pada kesadaran. Kesadaran tentang-Mu semata.

Berat ya Allah, untuk senantiasa bisa berlapang dada di keseharian, untuk bisa menerima dengan ridho segala sesuatu yang tak sesuai dengan harapan, untuk senantiasa punya kata maaf sebesar apapun kesalahannya…

Aku menyayanginya ya Allah. Aku mencintainya. Dan kata orang cinta adalah modal besar untuk berjalan bersama.

Pertautan nasib kami adalah karena kehendak-Mu semata ya Allah. Terimalah apa yang baik dari kami dan ampunilah segala yang salah dan lalai dari kami. Hisablah kami dengan Kemurahan-Mu, jangan Kau hisab kami dengan Keadilan-Mu. Izinkan kami berjalan di atas jalan-Mu yang lurus.

Wednesday, March 11, 2009 at 12:23pm

30 Mar 2009 A Tiny Little Thing About Us
 |  Category: My Husband, My Marriage  | Leave a Comment

It’s two o’clock in the morning when we begin this conversation.

” Besok Mas ada presentasi.”

” Udah siap bahannya belum”? Tanyaku.

” Belum. Tapi outline yang mau Mas omongin udah ada di kepala.”

” Mas bisa tenang ya kalo soal yang beginian…?”

” Iya, ketenangan itu penting loh Bunda biar ga ngalamin yang namanya pembajakan emosi.”

And so on, lantas dia bercerita tentang sedikit masalah psikologi, memberi tips bagaimana memaknai proses belajar agar selalu teringat, diselingi becanda ringan menertawakan kebodohanku masa silam. Saat dia mereview aku segera setelah belajar PSAK. ” Jadi judulnya apa yang tadi dipelajari? ” Dan aku hanya melongo tak dapat mengingat judul bab yang tiga baris panjangnya itu. “Judulnya aja lupa apalagi isinya ya?” Hahaha, sindiran yang dalam, tapi toh aku tak tersinggung. Malah menertawakan cerita masa lalu itu bersama-sama. Ditambah sweet little gestures aku menendang kakinya mesra.

Obrolan berlanjut diselingi nasehatnya tentang bagaimana cara dan waktu yang tepat memarahi anak. Menyinggung soal kejadian yang beberapa jam sebelumnya terjadi saat aku ‘memarahi’ Halim yang memainkan kunci rumah hingga terselip entah di mana. Mengajariku untuk memisahkan kemarahan sesuai dengan kadar kesalahannya. Sesuatu yang bila ia lakukan saat kejadian itu baru berlangsung pasti akan kutolak karena hati masih panas. Dia mengajariku dengan cara dan timing yang pas sesuai pembawaanku.

Dia menasehati, tapi aku tak merasa dinasehati.

Dia mengajari, tapi aku tak merasa digurui.

I love the tiny little thing that happen between us…

Wednesday, February 25, 2009 at 4:45pm

30 Mar 2009 25 Random Things About Me
 |  Category: My Self  | 3 Comments

1. Being the first and only daughter in my family. Have 3 siblings.

2. A very plain simple girl. Gak pernah neko-neko. Lurus-lurus aja. Meskipun suka badung-badung dikit. Seperti sering sholat di kamar waktu mondok. Which is itu termasuk ‘dosa besar’ kalo di pesantren.

3. A very quiet girl. Have only few close friends that I can talk to freely and openly.

4. Hobi berantem sama adek waktu kecil. Yang terparah waktu menimpuk adekku dengan sepatu sampe hidungnya berdarah hebat dan dia pun sukses membalas menonjok mataku hingga biru.Hiks…

5. Selalu menang adu panco lawan adek yang beda cuma 1,5 tahun. Baru kalah ketika dia masuk SMP.

6. 5 weeks pregnant when writing this. Alhamdulillah…

7. Glad to have 3 boys. Karena gw jadi ga perlu ngajarin cooking, baking, gardening, decorating, sewing, yang gw sendiripun ga bisa. Haha…
Tapi kalo sekarang dikasih anak cewek pun alhamdulillah…Kuterima dengan syukur dan senang hati. Mudah-mudahan secantik dan sesholihah ibundanya. Ahakk..ahakk…*narsis.com*

8. Love writing. Bisa stress kalo ada cetusan ide di kepala mandeg ga tertuang lewat tulisan.

9. Sebaliknya, kalo lagi ga ada ide, mo dipaksa sebagaimanapun ga akan bisa nulis.

10. Rajin menulis diary sejak SMA. Beberapa di antaranya dengan bahasa sandi karena takut dibaca ortu yang suka rese’ baca2in diary anaknya.

10. Spend most of my time in SMA dan kuliah dengan menulis diary, cerpen, surat ke teman, surat ke calon suami. Sampe lupa belajar.

11. Punya daya ingat yang kuat, terutama berkaitan dengan kejadian dan kenangan masa lalu. Anything, but accounting matters…Haha…I hate it!

12. Nikah di usia 20 lewat 2 hari. Belum siap sebenernya, tapi yakin aja karena merasa punya calon suami yang siap dan mantap nikah. Istri mah ngikuuut ajaaaahh…

13. Pernah jadi juara 2 MTQ tingkat RW. Haha…Baru tingkat RW aja bangga, Neng…

14.Sederhana. Bisa diajak hidup susah. Tapi ga nolak juga kalo jadi orang kaya. Haha…

15. Manja. Alias mandi jarang. Apalagi kalo pas lagi di rumah aja ga kemana-mana. Pasti mandinya cuma sekali sebelum Sholat Dzuhur doank.

16. Ga pernah bermake-up/ dandan.

17. Masih nyambung no.16. Not even owning a single lipstic.

18. Mending ngabisin waktu untuk chatting daripada nyalon.

19. Perangkat kosmetik yang gw punya cuma serangkaian produk Pond’s/ Vaseline/Citra/Dove yang suka dikasih gratisan dari kantor. Kalo ga dikasih juga ga akan punya alias ga akan beli sendiri. Itu aja yang ada jarang dipake.

20. Kalo ditanya mo punya anak berapa seringnya jawab: minimal 5. Hehe…

21. Beda umur sama Mas persis 1 tahun 4 bulan. Karena kita sama-sama lahir tanggal 9.

23. Ga kreatif dan ga nyeni banget. Paling bingung kalo disuruh gambar, mewarnai, bentuk2 plastisin (lilin mainan) ataupun lego.

24. Suka sama lagu-lagu Bon Jovi, Boyzone, Dido, MLTR, Bryan Adams, nasyid, dan some oldies karena ketularan Mas. Kesukaan Mas yang ga bisa aku nikmatin adalah Lagu-lagu India dan Malaysia.

25. Favorite actors: Bruce Willis the most, Keanu Reeves, Tom Hanks, Denzel Washington, Pierce Brosnan, dan Robbin Williams