Baru saja di tivi kudengar berita miris tentang seorang bapak memperkosa anak angkatnya karena menonton film porno. I sudden remember about all my children. Aku resah gelisah mencemaskan bagaimana mereka melewatkan masa puber nanti dengan konsisten berpegang pada aturan Allah.
Hampir 8 tahun usia anak tertuaku sekarang. Waktu terbang begitu cepat. Sebagai orangtua kadang kita tergagap menghadapi perkembangan anak-anak yang begitu pesat. Bekalan belum cukup tapi perjalanan harus berlanjut. Masa terus dipergilirkan. Masa mereka akan berbeda dari masa kita. Mungkin dahulu waktu kita kecil, belum ada orang gila yang tega menyisipkan film porno dalam film anak-anak. Mungkin dahulu waktu kita remaja, belum lazim koneksi internet yang mudah diakses setiap orang. Tapi lihat sekarang? Semua hal yang ingin kamu cari ada di dunia maya itu, Anakku. Maka pesan Bunda untukmu: pilihlah input yang baik, sehingga yang keluar darimu adalah output yang baik. Jaga dirimu dari segala hal yang sia-sia dan merusak otakmu. Bergaullah dengan teman yang positif yang dapat menjagamu dari perilaku yang merugikan orang lain. Betapa banyaknya orang yang keberadaannya di dunia ini bernilai negatif hanya karena mereka salah dalam menentukan pilihan. Mereka salah dalam memilih apa yang mereka tonton, baca, dengar, gauli, sehingga otak mereka rusak dan tidak dapat berpikir hal lain selain keburukan. Gunakan masa mudamu untuk hal-hal yang bermanfaat. Kendalikan hormon masa muda yang meletup-letup dengan menyalurkannya ke berbagai aktivitas positif. Jadikan Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pegangan hidup. Yakin pada diri sendiri dan jangan melulu tunduk pada apa kata orang. Tanyalah nuranimu sebelum bertindak. Bila baik, maka berkeras hatilah melaksanakannya. Bila buruk, maka berusaha kuatlah menghindarinya. Ada Bunda dan Ayah di sini yang bersedia menjadi temanmu manakala kau butuh teman. Kami berusaha untuk tidak menghakimimu bila suatu saat kau membuat pilihan yang salah. Karena kesalahan ada agar kita dapat belajar tentang yang benar. Tapi jangan juga kau marah pada kami bila apa yang kami pikir benar ternyata tidak benar bagimu, karena sebagai orangtua, kami pun masih harus banyak belajar. Kehidupan adalah sekolah yang tak mengenal kata lulus, Anakku. Aku, ayahmu, kamu dan semua orang adalah murid sekolah kehidupan yang harus terus belajar sampai tiba hari diperhitungkan amal-amal.
Thursday, January 14, 2010, 03.15