Salah satu hobiku yaitu ngoprek-ngoprek internet liat-liat informasi tentang rumah dijual. Terus terang kadang aku merasa bersalah. Aku merasa ini termasuk kategori berpanjang angan karena belum saatnya aku mencari sehingga belum menjadi hakku. Suka merasa ngeri dengan syahwatku yang seolah ‘sok tahu’ ingin mengatur diri sendiri begini dan begitu. This is merely wasting my time. Pasalnya, aku masih tinggal di negeri orang sampai beberapa waktu lagi. Dan lagi kalaulah ketemu rumah yang cocok, susah juga untuk mengeksekusi pembeliannya saat ini.
Tapi rasanya semangat gitu tiap lihat rumah-rumah baru yang bersih dan nyaman. Sepertinya terbayang baitiy jannatiy, damai dalam suasana kekeluargaan yang hangat. And honestly…I set the standard pretty high. Pengennya tanah segini, banyak kamarnya segini, etc, etc. Dalam sadarku ada yang menegur: “Kok mentingin aspek fisiknya aja, keberkahan di dalamnya jauh lebih penting loh.”
Rumah besar percuma kalo menjadikan penghuninya jarang bercengkrama bersama dan sibuk di kamar masing-masing. Meletihkan juga bagi nyonya rumah bila harus sibuk seharian mengurus dan membersihkan rumah (especially me who’s like being a single fighter-red.).Lantas di mana letak kebahagiaan berumah besar? Kalau untuk dijadikan sarana bermegah-megahan pun akhirnya akan jadi sesalan saja di akhirat nanti.
Jadi mohon berkah-Nya saja dalam rumah kecil ataupun besar yang diperkenankan-Nya bagi kita. Serahkan semua pada-Nya saja. Semoga di rumah idaman kita tumbuh anak-anak yang sholeh dan sholehah dalam damai kekeluargaan.