Archive for ◊ 2015 ◊

03 Mar 2015 Ekstrim
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Begitu banyak epic story dalam cerita hidup manusia yang kusimak belakangan ini. Mulai dari kisah klise sinetron di televisi tentang tokoh antagonis yang selamat sementara anak buahnya justru menemui ajal, kisah nyata pemabuk yang taubat, kisah pentolan genk yang berubah jadi alim…

Hhmmm…jadi berpikir, kenapa ya kadang Allah mengambil sosok yang paling ekstrim, yang paling jauh dari-Nya, untuk kemudian dibersihkan dan didekatkan pada-Nya? Sementara tokoh yang biasa-biasa saja seolah stagnan, tak bergerak dan lambat maju? Aku sungguh terusik dengan pemikiran itu lalu menerka-nerka jawabannya sendiri.

Mungkin Allah ingin mengajari, bila yang sedemikian kotor saja bisa dibersihkan kembali, yang sedemikian jauh saja bisa didekatkan kembali, maka pasti akan selalu ada jalan kembali bagi ‘the average people’. “Jadi, jangan berputus asa lah engkau wahai hamba-Ku!”

27 Feb 2015 Jalan Kembali
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Jalan kembali itu sungguh terjal dan mendaki
penuh kerikil dan batuan yang jadi sandungan
berjalan dengan kaki telanjang tanpa alas
menyeret langkah walau tak tahu ada apa di atas

Duhai Allah akulah musafir itu
Yang terlalu banyak berleha
tanpa cukup usaha
mengumpul bekal

Duhai Allah akulah si bodoh itu
yang tak paham jauhnya pejalanan
lalu berpuas dengan sedikit bekal

Padahal aku tak tahu
Mungkin saja kantong bekalku itu kosong?
Mungkin saja kantong airku itu bocor?

Duhai Allah Raja Sang Maha Tujuan
Walau kosong bekal hamba
Kiranya jamuan-Mu Raja Yang Agung
Mampu memuaskan segala lapar dahaga

26 Feb 2015 Hikmah dari Kisah Anas bin Malik ra.
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Kadang sebuah pelajaran kehidupan langsung masuk meresap ke dalam hati dan membawa kesan mendalam. Kemarin aku mendengar cerita tentang perlakuan Rasulullah SAW ke pembantunya Anas bin Malik ra. Hadits ini sudah beberapa kali aku dengar sebelumnya, tapi ‘rasa’nya berbeda saat aku mendengarnya lagi kemarin. Selama 10 tahun Anas bin Malik menjadi pembantu Rasulullah SAW, tidak pernah sekalipun Rasul mengatakan padanya: “Mengapa kau lakukan ini dan tidak itu? Mengapa tidak kau lakukan ini dan tidak itu?”

Rasul tak pernah memarahinya, tak pernah bermuka masam padanya.
Demi Allah, hatiku langsung menghangat membayangkan akhlak Rasul yang sedemikian mulia itu. Dalam kedudukan Beliau SAW sebagai insan kamil dan cermin sempurna dari Ar-Rahman, langsung terasa kebaikan dan keluasan rahmat Allah Ar-Rahman. Hamba-Nya saja sedemikian luas kasih sayangnya, apalagi Dia Taála…

Spontan langsung terbuka bentangan luas pengharapanku atas ampunan-Mu.

Ya Allah…34 tahun aku hidup di bumi-Mu ini, amat banyak menggunung kesalahan yang kuperbuat, teramat banyak dosa yang dengan atau tanpa sengaja kulakukan. Tapi aku tak akan berputus asa dari luasnya rahmat dan kasih sayang-Mu ya Allah.

Allahummaghfirlanaa dzunuubanaa wa kaffir ánnaa sayyiaatinaa wa tawaffanaa maál abroor.

22 Feb 2015 Dalam Sebuah Perjalanan
 |  Category: Uncategorized  | One Comment

Dalam sebuah perjalanan, empat sekawan dalam satu kendaraan. Masing-masing sibuk dengan situasinya sendiri-sendiri. Walau mereka duduk berdekatan, bercakap satu sama lain, tapi apa yang dihukumi-Nya sungguh sangat berbeda satu sama lain. Semua tergantung apa yang bergejolak di dalam hati.
Ada orang yang termasuk golongan selamat. Hatinya tenang tulus ikhlas tanpa prasangka. Dia melakukan semua, dengan Allah di hatinya. Ada yang bak rumah kosong berdebu tak berpenghuni tanpa penjaga. Ada pula yang hatinya hitam kelam, penuh keluh kesah dan gejolak amarah. Meski mungkin senyuman menghias bibirnya tapi Allah menghukumi dosa yang dia perbuat dalam hatinya.
Sekilas dalam rasaku, bagai tengah di-zoom oleh Allah Ta’ala. Dihitung apa yang tengah terlintas dalam dada. Duhai Yang Maha Tahu, ampunilah dosaku.
Kita semua sejatinya dalam sebuah perjalanan, bukan?

10 Feb 2015 Tuhan (6)
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Kubawa luka hatiku pada-Mu
Karena tiada penyembuhnya melainkan Engkau

Kubawa kekosongan hatiku pada-Mu
Karena tiada pengisinya kecuali Engkau

Kubawa suka gembira
Kubawa sedu sedanku
Kubawa segalaku
Karena semua milik-Mu
Dan hanya layak kembali pada-Mu

‘Wa zhonnuu an laa malja-a minaLlahi illaa ilaihii…’

Dan mereka menyangka bahwa tiada tempat lari dari-Nya melainkan hanya pada-Nya