Ingin sejenak merefleksi sepenggal pengalaman pribadi.
Sebagai seorang santri, aku berjilbab sejak Tsanawiyah/ SMP. Usai 3 tahun nyantri, aku melanjutkan ke SMA umum. Alhamdulillah konsisten berjilbab sekeluarnya dari pesantren. Terus terang aku bukan termasuk akhwat berjilbab lebar. Tapi insya Allah tetap menutup jilbab sampai ke dada. Aku ingat selalu berdoa: Ÿa Allah….aku berusaha menutupi mahkota rambutku dengan berjilbab, maka lindungilah aku dari ‘insiden’atau ‘ketaksengajaan’yang membuat seorang pria non mahrom melihat auratku (terutama rambut)”.
And you know…it wasn’t easy. We live in a very small house. A tiny two-bedrooms-house. You can see through to my back door when you standing in the front door. So not so much space available ‘to hide’. My activities were revolved around that limited space. I was wearing jilbab at home most of the time, but of course…not all the time.
Masuk kuliah semester 3 mulai ada pria yang serius mau menikah denganku. Dalam masa sebelum menikah itu, cukup sering Mas bertandang ke rumah. Karena waktu itu HP belum sepopuler sekarang, jadi Mas kadang datang mendadak tanpa memberi kabar. Alhamdulillah-nya timing kedatangannya selalu pas ketika aku sedang berjilbab atau aku sedang dalam posisi yang memungkinkan untuk segera lari dan mengambil jilbab. Allah melindungi aku. Aku bertekad menutup aurat dan Allah mengabulkan niat baikku. Alhamdulillah…tak pernah sekalipun Mas melihatku tanpa hijab sebelum hari pernikahan kami. Tepat di usia 20, aku genapkan separuh agamaku.
Archive for ◊ 2015 ◊
Dosaku teramat banyak, tapi Engkau bukanlah Tuhan yang maha pendendam.
Robbanaa aamannaa, faghfirlanaa warhamnaa wa anta khoirur-roohimiin.
Allah tempat meminta. Allah Maha Pengabul doa. Mana mungkin Allah tidak memberi? Masalahnya adalah, kita suka berpaling ke belakang kala meminta naik derajat dan lalu segera diuji.
Ya Allah…aku memohon ridho-Mu dan syurga-Mu
Ya Allah…aku berlindung dari murka-Mu dan neraka-Mu
Ya Allah…Engkau Maha Baik yang Maha melipatgandakan kebaikan
Ya Allah…Engkau Yang Maha menutup aib dan kesalahan-kesalahan
Ya Allah…nilailah aku di titik yang paling baik dalam hidupku
Bila hidup ini adalah serangkaian ujian maka ambillah nilai akhirku
dari hasil yang paling baik yang Engkau ridhoi.
Allah…detik ini aku bersaksi dan mengakui bahwa tiada ilah selain Engkau
Bahwa tiada yang patut disembah selain Engkau
Tiada yang patut dituruti kecuali Engkau
Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu
Ubun-ubunku mutlak dalam Genggaman-Mu
Allah jangan hinakan aku di hari pengadilan-Mu
Hari di mana tiada hakim kecuali Engkau
Ya Allah Engkau Yang Maha Pemaaf
Ya Allah seluruh dunia dan lelangit ini Kau ciptakan karena Rahman dan Rahim-Mu
Curahkanlah Rahman dan Rahim-Mu pada sebutir debu ini
Debu yang kotor
Yang banyak salah
Yang tak tahu harus ke mana dan berbuat apa kecuali atas petunjuk-Mu
Ya Allah maafkan segala yang palsu dariku
Salah satu hal yang paling menyegarkan dalam hidup adalah mendengarkan nasihat dari dalam diri sendiri. Dan di keheningan malam, semua perenungan itu terdengar jernih bagai nasihat dari seorang suci.
Allah maafkan aku dan segala kekotoran hatiku. Maafkan aku dari segala iri dengki pada sesama temanku. Maafkan aku dari segala perkataan buruk yang aku katakan tentang temanku. Aku akan sendiri di kubur nanti. Aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa atas dosaku. Aku bertanggung jawab atasku sendiri. Allah…ampuni aku. Allah…ampuni aku. Allah…ampuni aku. Ampuni kekejian hatiku.
It’s a weird thing how people trying so hard to fit in. For something that they may never meant to be fit in.
Dalam masa hidup yang terbatas ini, kiranya aku harus memilah betul mana yang bermanfaat bagiku. Mana yang harus jadi prioritas di jatah usia yang terbatas ini.
This is my all-time favorite youtube video:
Watch, and get amazed…
Maha Suci Engkau Tuhan lelangit dan bumi.