Archive for ◊ 2015 ◊

22 Jan 2015 Iseng
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

What a null day! Not so much thing to do. Got a car and a driver stand-by but nowhere to go.
Movie? Nothing interesting…
Massage? Done that not too long ago…
Shopping? Nothing that I need.

Ah, kenikmatan dunia segini aja. You full and then you fed up.

17 Jan 2015 Tuhan (3)
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Uang kadangkala bisa menjadi hal yang pelik. Cara kita memperlakukan uang menunjukkan siapa kita. Baru saja diuji dengan suatu hal yang berkaitan dengan uang, lalu aku merasa berhak untuk kesal dan marah. Alhamdulillah rasa marah itu tak berlangsung lama. Kekesalan yang kurasa pun tak sempat tertumpah keluar. Mendadak sadar bahwa semua ini adalah ujian. Allah Maha Kaya, jangan takut miskin. Akhirat lebih baik dari dunia. Allah menolong hamba yang menolong kesusahan temannya. Harta benda itu ujian. Rezekimu adalah apa yang kamu sedekahkan, apa yang kamu makan hingga habis, apa yang kamu pakai hingga lusuh. Walaupun banyak dosaku ya Allah, kuharap kerelaanku melepas apa yang Kau rezekikan padaku bisa menjadi kafarat atas dosaku. Aku memohon syurga memanggilku dari pintu sedekah. Allah tidak tidur dan tidak lengah. Mencatat kebaikan den keburukan apapun walau sebesar biji sawi. Aku ridho pada-Mu ya Allah. Aku menerima segala ketentuan-Mu. Jadikan iman ini indah dalam hatiku ya Allah. Aku menujukan semua hanya pada-Mu. Semuanya berasal dari-Mu dan akan kembali pada-Mu. Bagaimana aku bisa sombong sedang dulu aku hanyalah sesuatu yang tak dapat disebut. Tiada sesuatupun kepunyaanku-ku-ku. Semua adalah milik-Mu-Mu-Mu.

13 Jan 2015 Tuhan (2)
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Aku selalu suka malam hari. Sunyi senyapnya membuatku lebih jelas mendengar inner conscience. Merenungi hakikat kesejatian diri. Berpikir tentang Dia Allah Ta’ala.
Ya Allah, bagaimana kedudukanku di-Sisi-Mu? Kadang dalam masalah kecil yang selalu kuhadapi dengan reaktif, aku merasa jatuh dan merasa belum beranjak ke mana-mana…Öh, masih secetek inikah kadar diriku?”
Aku cuma bisa menangis mengingat dosaku kala menuliskan ini semua.
Duhai Tuhan…ampuni aku.
Adalah sebuah berkah bisa mengingat sepenggal ayat ini:
Ïnniy akhoofu in áshoytu Rabbiy ádzaaba yaumin adziim”. (6:15)(10:15)
“Sesungguhnya aku takut jika berma’siat kepada Tuhanku akan azab hari yang berat”.

Duhai Allah, jika sedang naik iman ini, tiap ayat dalam kitab suci-Mu sungguh bisa membuat mata ini mencucurkan air mata.

Aku suka mengingat-Mu sebelum waktu tidurku. Bagiku tak ada yang lebih membahagiakan kecuali bisa bercakap dengan-Mu sebelum kututup mataku. Hari ini, baik dan buruknya, kuserahkan semua kepada-Mu. Semoga Kau ampuni semua keburukannya. Semoga berkenan Kau terima dan lipatgandakan kebaikan di dalamnya. Dalam segala hal yang semua seutuhnya adalah hak dan milik-Mu, aku mohonkan kerahman kerahiman-Mu mengurus itu semua. Aku berserah diri kepada Engkau. Tiada sembahan selain Engkau.

Tubuh rapuh ini ya Allah…tak akan kuat menaggung siksa di hari-Mu yang berat. Aku tidak mati dan tidak hidup di sana. Kalau aku mati…maka tubuhku akan mati rasa tidak akan merasakan semua kesakitan itu. Kalau aku hidup…maka kepedihan siksa akan kurasakan sekali saja, selesai itu sudah…kesakitan itu akan berhenti. Tapi aku tidak mati dan tidak hidup di sana. Jadi aku merasakan sakit yang sangat dan itu terjadi berulang-ulang. Naúdzubillah…
Duhai…Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, lindungi kami dari azab di hari-Mu yang berat.

Wahai Yang Empunya langit dan bumi…sesungguhnya mengampuni dosa adalah perkara yang teramat kecil bagi-Mu. Demi Kekuasaan-Mu yang tak berbatas…ampunilah diri yang zalim yang mengiba ampunan ini.

Allahumma Engkau Tuhanku
Tidak ada sembahan kecuali Engkau, Engkau menciptakanku
Dan aku adalah hamba-Mu
Dan aku berjanji mematuhi-Mu semampuku
Aku mengakui nikmat-Mu atasku
Aku mengakui pada-Mu akan dosaku
Maka ampunilah aku
Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa melainkan Engkau

09 Jan 2015 Lepas Buntut
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

I really don’t know what this two-o-one-five would bring? Rasanya di awal 2015 ini pingin banget menyendiri, travelling ke mana gitu sendirian aja. Having me time with no one around. Andai bisa kulepas sejenak buntutku yang panjang ini. Keluar sebentar dari box yang mengurungku. Membayangkan seandainya aku adalah seorang gadis muda yang tanpa tanggungan.
Yeah…dulu aku tanpa tanggungan tapi (sayangnya) tanpa uang. Sekarang uangnya sudah ada tapi tanggungan dan kewajiban pun banyak. Hampir mustahil untuk kutinggal.
Aku seharusnya belajar, merancang petualanganku dalam dunia mimpi. Melayari laut dengan kapal pesiar (dalam mimpi). Mendaki gunung (dalam mimpi). Backpacker-an (dalam mimpi). Bepergian ke mancanegara (juga dalam mimpi). Hehehe….*ketawasatir*
Jadi untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu mari terus menulis mimpi. Aku membayangkan hidup sendiri, di rumah mungil yang compact, lengkap, tapi super duper cozy. Tidak ada satu barangpun yang tak punya fungsi di situ. Punya pakaian hanya beberapa tapi aku tak peduli. Dunia idealku adalah bebas merdeka dari peer pressure. Tak peduli apa kata orang. Jalan terus selama tak merugikan siapapun. Bebas menulis. Bebas berpikir. Bebas berjalan ke manapun. Punya uang yang tak habis-habis tanpa perlu kerja. Aku belanjakan sekedarnya saja sekedar untuk bertahan hidup yang mungkin tak lama lagi.
Agak seram juga membayangkan keadaan pada malam hari bila sendirian, but hey….this is about a daydream, let’s skip that part… 😀
Bayangkan saja cerahnya pagi dan hangatnya sinar mentari saat kubuka tirai jendela. Hangat: menandakan adanya sebuah kehidupan. Secangkir kopi dan setangkup roti panggang wangi. Duhai, sedapnya hidup!
Living alone sometimes is freaking scary, but -amazingly- sometimes is really enjoyable! You can talk to your own heart! Something that you might have forgotten for a long time…

Finished: Friday, Jan 9, 2015, 21.40

03 Jan 2015 Tuhan (1)
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Bagaimana bila aku setiap malam
Menuliskan puisi kerinduanku pada-Mu
Apakah Kau terima?
Walau hadirku tak tepat di awal waktu?
Walau doaku hanya sepintas lalu?

Tuhan…
Diri ini tak bisa kemana-mana tanpa-Mu
Hatiku ini berada di antara Jemari-Mu
Di antara semua amal yang aku kerjakan,
Aku tak tahu mana yang bisa menjadi cahaya
di hari yang penuh kegelapan

Tuhanku…
Hati ini menjerit ingin mengenal-Mu
Walau nyatanya aku hanyalah seorang bodoh
yang melakukan kembali di pagi hari
kesalahan yang minta diampuni di malam hari

Saturday, Jan 3, 2015, 00.30