Buat orang yang keras kepala seperti diriku, manut dan taat pada perintah suami itu sungguh PR besar. Bawaannya ngeyel aja kepingin ngejawab. Padahal kalau manut, walau berat di awal. Keberkahan setelahnya lebih membahagiakan.
Suatu kali kami pernah mendiskusikan suatu masalah, ujungnya aku mengalah. Setelahnya respon suami sangat luar biasa. Beliau seperti berterimakasih karena aku sudah bersedia mengalah. Dipeluknya aku dalam-dalam, cintanya terasa membuncah padaku. Aku langsung merasa, ga seberapalah ‘pengorbanan’ku dengan kebahagiaan dan kelapangan yang kurasakan.
Di lain waktu ketika aku ngotot justru ngambekku membuat moment terlewat begitu saja. Banyak, tapi ga berguna. Ga berkah. Suamiku pusing. Bad mood. Pokoknya serba ga enak lah.
Ya Allah karuniakanlah ikhlas kepada kami semua. Agar mempersembahkan ini demi kecintaan-Mu belaka.
Rentetan peristiwa mengajarkanku bahwa cinta itu tidak terkotak ruang dan waktu. Ruang dan waktu bisa berbeda, tapi cinta selalu ada.