Akhirnya tangisku tumpah juga. Minggu ini demikian berat. Halim mulai panas sejak Senin malam. Panasnya tidak berlangsung terus-terusan hingga Sabtu ini. Tapi naik turun tak menentu. Tidak terlalu tinggi memang. Hanya kombinasi dari batuk, pilek, dan disusul mencret belakangan, membuatnya kehilangan nafsu makan dan minum susu sehingga badannya langsung menyusut. Hanya teh manis yang sesekali dimauinya. Tak hanya Halim, Alfath juga nyaris kehilangan suaranya, meski selain itu dia baik-baik saja. Aku dan ayahku juga sempat panas pusing selama 2 hari dan hari ini masih tersisa batuk dan pileknya. Mas tampaknya juga mulai menyusul terserang pilek. Hanya Aslam yang, alhamdulillah, sejauh ini masih tetap sehat ceria.
Sakit ini membuat Halim begitu manja. Ingin selalu berada di dekatku. Terus memanggilku. Minta ditemani dan dipeluk. Pagi, siang, sore, malam. Aku berusaha menurutinya. Tapi biasanya setelah 2-3 jam berselang, bila dia masih tetap rewel juga, aku jadi kehilangan kesabaran dan mulai menyahutinya dengan nada meninggi. Aku capek. Berharap bisa beristirahat sejenak dalam jam tidur yang singkat. Kondisi kehamilan yang semakin membesar juga membuatku agak susah tertidur. Perut semakin mengencang bagai ditarik. Adek sangat lincah menendang dan bergerak kesana kemari. Kram kaki juga makin sering menyerang. Ligamen melunak sehingga badan mudah pegal. Juga tuntutan berkemih yang semakin sering.
Secara mental, pikiranku juga agak terbebani untuk menyelesaikan beberapa surat dan dokumen yang menjadi tanggung jawabku selaku sekretaris di organisasi wali murid sekolah Aslam.
Aku sadar, ini semua adalah cara-Nya untuk membuatku semakin tengadah tangan kepada-Nya. Menundukkan hati, merendahkan diri. Memohonkan semua hanya kepada Allah Ta’ala. Mungkin ini salah satu pembersihan diri dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan yang penuh berkah. Karena ada dosa-dosa yang tidak dapat terhapus kecuali melalui tempuhan ujian dan musibah.
Akhirnya tadi pecahlah tangisku. Sebuah penyerahan diri utuh pada-Mu. Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dari-Mu. Aku menangis tapi aku tak mengapa ya Robb. Aku tak sedih. Hanya ingin merebahkan tubuh kecilku kepada-Mu.
Written: Saturday, August 08, 2009, 22.51
sabar ya bu ..
positive thinking bahwa itu semua akan berlalu, berganti dengan yang jauh lebih baik … Amin ..
Iklan Baris