27 Mar 2007 Catatan 1
 |  Category: Refleksi

Srengseng, Saturday, December 23, 2006, 21.32

Bila diary adalah catatan hidup, mungkin sebaiknya dilampiri dengan latar tempat agar sempurna melengkapi ingatan kapan dan di mana ia dibuat. Karena ingatan manusia amat sangat terbatas terutama bila ia kelak melimpah ruah karena panjangnya perjalanan hidup yang terekam di dalamnya.

Ada-mungkin banyak- orang yang anti menonton sebuah film lebih dari sekali. Mungkin dipikir, apa serunya?  Toh klimaks, antiklimaks, serta jalan cerita keseluruhan sudah bisa ditebak sehingga hilang sudah suspense yang membuat film itu jadi seru ditonton dan diikuti dengan seksama.

Apakah pernikahan seperti itu? Sebagian mungkin begitu. Ketika pacaran, rasa cinta dan sayang menggebu-gebu karena ada bagian dari diri kekasih yang belum terjamah dan karenanya masih mengundang misteri. Ketika menikah dan kekasih telah menjadi bagian dari diri seutuhnya, kita lantas jadi merasa begitu mengenal dia luar dalam dan pernikahan sedikit banyak lalu kehilangan misteri dan suspensenya. Ia menjadi dingin dan membosankan. Analogi ini mudah-mudahan salah. Karena toh, film bukan manusia dan manusia bukan film yang sekali ada seperti itu untuk selamanya. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling dinamis dan misterius.

Aku mencintaimu sungguh. Dan ingin menulis banyak tentangmu. Seringkali ada luapan perasaan yang begitu menggebu yang ingin kutuangkan dalam tulisan. Aku ingin meresapi rasa cinta yang ada antara kita. Ingin mendata dan mengurai setiap momen detil dalam kehidupan cinta kita. Kau adalah jawaban dari doaku. Kukira takkan pernah lagi mendapatkan seorang yang lebih baik darimu. I received the utmost.     

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

One Response

  1. 1
    Poppie 

    Assalammualaykum…..
    Salam kenal….
    Ini baru catatan 1 pasti ada catatan 2 ya? Di tunggu…!!!

Leave a Reply » Log in