Pengen curhat random ke Allah malam ini.
Hati bercakap berjuta rasa dan bahasa malam ini.
Tapi rasa yang terasa hanya haru dan haru.
Speechless. Tak mampu berkata-kata.
Berpikir tentang sholatku yang seringnya hanya 5 waktu yang wajib saja. Dhuha banyak bolong. Tahajjud apalagi. Selalu kalah dengan kemalasan dan rasa kantuk. Yang 5 waktu itu saja banyak salah dan kurangnya. Jauh dari khusyu’, sering lupa rokaat, pikiran melantur kemana-mana, dikerjakan di waktu yang molor.
Berpikir tentang ghill yang susah dihilangkan dari hati. Ga usah disebutin, membuka aib diri sendiri. Cukup diriku dan Allah yang tau.
Berpikir tentang suka kurang baktinya ke suami, ke orang tua, ke mertua. Kurang ‘rasa melayani dan mengayomi’nya ke anak. Kurang perhatiannya ke teman dan sodara.
Berpikir tentang pemuasan hasrat keduniawian. Tentang liburan. Tentang makanan. Tentang pakaian. Tentang perhiasan. Tentang barang-barang.
Belakangan suka ngerasa hidup manusia itu sebentar banget ya sebenernya. Seperti baru kemarin momong Alfath bayi, eh tahun depan dia udah kuliah. Udah punya KTP.
Haduuh sedih deh kalo inget belum punya bekal apa-apa di akhirat. Cuma berharap kasih sayang dan pengampunan Allah aja.
Inget kata-kata Mursyid kemarin dulu. Di akhirat nanti, di hari yang berat kelak, saat meniti Shirothol Mustaqiim, permohonan hamba cuma: “sallimniy….sallimniy…”
Ya Allah selamatkan aku…selamatkan aku…
Duh😥😢😭
Pantes Allah negur
‘wa tadhhakuuna wa laa tabkuun?’
‘dan kenapa kalian tertawa saja dan tidak menangis?’
Duh😥😢😭
Bukannya anti politik dan tidak peduli pada lingkungan sekitar, tapi males ah nyimak obrolan tentang genderuwo, sontoloyo dan boyolali yang bising di tipi.
Bagi Allah apa yang kita nyatakan dan sembunyikan dalam hati sama saja. Terang semua bagi Dia. Jadi harusnya diri ini malu kalo punya pikiran jahat ke orang. Malu kalo ada rasa iri dengki. Malu kalo punya angan-angan panjang yang ga ada ujungnya.
Duh😥😢😭
Udah ah sampai sini aja sesi meracau malam ini. Si Bayi nangis….