Ini bukan merk mobil, hanya sebuah pernyataan pembebasan diri. Bukan juga kata perpisahan, hanya pengasingan diri sementara waktu. Aku mulai lelah bergaul di dunia maya. Banyak yang harus dibenahi. Sekarang saatnya ‘turun mesin’, overhauled, semadhi or whatever you wanna call. Menarik diri, berkontemplasi, memunguti apa yang terserak.
Lebih hangat di hati bermain bersama anak-anak. Berjalan-jalan, menemani bermain, membacakan buku dan bercerita. Waktu bagai berlari. Bertemu Senin tiba-tiba sampai ke Minggu. Anak bungsuku tak terasa sudah 4 bulan usianya. Aku tak mau kehilangan momen-momen berharga itu. Aku akan berusaha sebisa mungkin mengaktifkan dan menguatkan myelin mereka dengan pendampingan yang aktif. Apa guna seorang ibu berada di rumah kalau tidak hadir jiwa, raga dan pikiran?
Aku mencermati bahwa anak-anak tak butuh mainan mahal. Mereka bahagia selama ada orang tua yang menemani dan mencurahkan seluruh perhatian. Tidak asik sendiri dengan aneka gadget super canggih sementara anak terdiam melongo tanpa ditemani. Mudah-mudahan Allah mangampuni kesalahanku yang lalu. Semoga DIA Ta’ala berkenan mengajari dan membimbingku dalam mendidik anak-anakku. Sungguh mereka adalah anugrah yang tak layak disia-siakan dan dirawat ‘seadanya’. Rasanya aku sudah berusaha semaksimal mungkin selama ini. Aku hanya harus memilah lagi mana yang seharusnya menjadi prioritas, dan mana yang hanya selingan saja. Dan tentu saja, urusan anak bukan sesuatu yang pantas jadi sekadar selingan. Keluarga harus selalu jadi prioritas.
So, this is not goodbye. You can poke me or just stopping by to say hi when you want to hear from me, my dear friends…
Ditulis di Sidoarjo, Thursday, February 11, 2010, 05.15-06.00, tepat ketika Nuri ulang bulan ke-4.