Sabtu lalu, saat di mobil perjalanan pulang dari jalan-jalan ke taman, aku merasakan hati yang sangat lapang. Nyaman sekali. Semacam perasaan pemeliharaan Allah bahwa semua akan baik-baik saja. Seakan bagaimanapun keadaanku, apapun yang terjadi, ada tangan-Nya yang menangkapku. Seolah bila kujatuh, ada safety net yang menangkapku.
Hari Ahad, 22 Mei ini, aku bercerita kepada anakku yang 3 bulan lagi akan genap berusia 4 tahun. Menerangkan situasi dan kondisi Ayahnya dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Bahwa Bunda adalah istri Ayah dan Ayah punya istri yang lain lagi. Aku sebutkan namanya. Dia tanpak mengerti. Jadi sekarang aku tak perlu ‘berbohong’ mengatakan Ayah sedang bekerja saat ia menanyakan ke mana ayahnya. Alhamdulillah 🙂