Lelaki itu duduk bersandar di kursi goyangnya. Menatap kosong ke halaman depan. Living the day as it comes. Di senja kehidupan seorang manusia, apa lagi yang hendak dikejar? Semua kenikmatan dunia telah direguk. Ambisi pupus. Angan-angan pupus. Dunia cuma segini saja. Anak-anak sudah beranjak besar. Sibuk dengan urusan dan keluarganya masing-masing. Cucu hanya sesekali datang terutama di Hari Raya. Tidak hanya di kubur kita sendirian. Di sini pun, hawa kesendirian itu sudah terasa.
Beruntung yang masih ditemani pasangan hidup. Cerita duka dan bahagia bisa dibagi bersama. Menggali nostalgia saat dulu membesarkan Buyung dan Upik. Ada saat senang ada saat susah. Semua pasti berlalu. Tidak ada yang abadi.
Lelaki itu terkantuk di kursi goyangnya. Entah jam berapa ini dia tak tahu. Hanya azan jadi penanda waktu baginya. Waktunya bertemu Tuhan!