I really don’t know what this two-o-one-five would bring? Rasanya di awal 2015 ini pingin banget menyendiri, travelling ke mana gitu sendirian aja. Having me time with no one around. Andai bisa kulepas sejenak buntutku yang panjang ini. Keluar sebentar dari box yang mengurungku. Membayangkan seandainya aku adalah seorang gadis muda yang tanpa tanggungan.
Yeah…dulu aku tanpa tanggungan tapi (sayangnya) tanpa uang. Sekarang uangnya sudah ada tapi tanggungan dan kewajiban pun banyak. Hampir mustahil untuk kutinggal.
Aku seharusnya belajar, merancang petualanganku dalam dunia mimpi. Melayari laut dengan kapal pesiar (dalam mimpi). Mendaki gunung (dalam mimpi). Backpacker-an (dalam mimpi). Bepergian ke mancanegara (juga dalam mimpi). Hehehe….*ketawasatir*
Jadi untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu mari terus menulis mimpi. Aku membayangkan hidup sendiri, di rumah mungil yang compact, lengkap, tapi super duper cozy. Tidak ada satu barangpun yang tak punya fungsi di situ. Punya pakaian hanya beberapa tapi aku tak peduli. Dunia idealku adalah bebas merdeka dari peer pressure. Tak peduli apa kata orang. Jalan terus selama tak merugikan siapapun. Bebas menulis. Bebas berpikir. Bebas berjalan ke manapun. Punya uang yang tak habis-habis tanpa perlu kerja. Aku belanjakan sekedarnya saja sekedar untuk bertahan hidup yang mungkin tak lama lagi.
Agak seram juga membayangkan keadaan pada malam hari bila sendirian, but hey….this is about a daydream, let’s skip that part… 😀
Bayangkan saja cerahnya pagi dan hangatnya sinar mentari saat kubuka tirai jendela. Hangat: menandakan adanya sebuah kehidupan. Secangkir kopi dan setangkup roti panggang wangi. Duhai, sedapnya hidup!
Living alone sometimes is freaking scary, but -amazingly- sometimes is really enjoyable! You can talk to your own heart! Something that you might have forgotten for a long time…
Finished: Friday, Jan 9, 2015, 21.40