Beberapa hari lalu aku dapat pemahaman dalam istirahat siangku, bahwa luka dan goresan hati yang kurasakan adalah ibaratnya luka-luka perang para mujahid. Kalau luka-luka mereka bersifat fisik, maka lukaku bukan fisik. Hanya sama saja, ini adalah persembahan sebagai jalan untuk mendekatkan diri pada Allah. Ini adalah jalan jihadku.
Rasaku bagai ditipiskan, hati menjadi lebih tawar, kesenangan dan kesusahan bagai tipis saja bedanya. Sehingga kalau aku bergembira, biasa saja karena pasti akan berlalu. Pun kesedihan, tak usah terlalu dirasakan, karena toh akan berlalu juga.
Kalau kata Ust. Nouman Ali Khan: “So what if this life is not perfect? It’s not jannah.”
Kalau kata Ust. Oemar Mita, “Kenapa kita masih bersedih? Ya karena kita masih hidup di dunia.” Ujian pasti selalu ada selama hayat dikandung badan.
Alhamdulillah keadaanku hari ini aman, damai, tenteram banget. Aku belajar untuk menitipkan hatiku yang satu-satunya ini ke Dia Yang Esa. Semua berada dalam genggaman kuasa-Nya. Banyak-banyak istighfar. Merapal doa. Baca hauqolah. Fokus ke diri sendiri.