Menemani anak belajar untuk persiapan tes semesteran jadi syok sendiri. Baru sadar kalau selama ini terlalu santai dan menggampangkan soal belajar anak. Selama ini kalau anaknya disuruh belajar: “Nak, belajar!” Anaknya selalu menjawab: “Ga ada PR, Bun.” Tapi memang kalau ada PR dia selalu mengejarku untuk menemaninya mengerjakan PR.
Memang benar anggapan bahwa makin kita belajar maka akan semakin merasa bodoh kita. Karena kita jadi tahu kalau kita tak tahu apa-apa. Melihat seksama pelajaran anak juga begitu. Tadinya tenang-tenang aja mengganggap bahwa: “Ah, he’s doing well in school. Nothing to be worried about…” Eh setelah didalami per materi ternyata banyak yang dasarnya rapuh. Baca Al-Fatihah dan surah masih banyak yang keliru. Padahal hafalan yang keliru makhroj dan tajwidnya pasti akan terbawa sampai dewasa yang makin lama makin susah untuk diperbaiki kekeliruannya.
Tak belajar memang bagaikan berkubang di air yang mampet, cupet. Keruh dan merupakan media yang nyaman bagi segala bibit penyakit kebodohan. Jadi merasa tau, padahal tak tau apa-apa.