Friday, May 20, 2005, 22.30
Rasanya senang sekali bisa sering-sering menulis. Seperti berbicara dan menasehati diri sendiri. Seperti menggali dalam-dalam apa yang ada di dalam sini. Belakangan ini aku sering berpikir tentang hubungan pria wanita sebagai pasangan. Allah pastinya punya Keadilan dan Kebijaksanaan-Nya sendiri dalam menentukan pasangan. Mengenai pilihan-Nya atasku sungguh membuatku tak habis pikir. It’s perfectly match! (despite of whatever his feeling about me!). Sungguh hanya Dialah Yang Tahu apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Kadang terpikir bagaimana seandainya pasanganku adalah si A, si B, atau si C. Bagaimanakah jalan cerita hidupku saat ini? Apakah lebih seru, lebih tragis, lebih dramatis, lebih romantis, atau bagaimana? Like I ever said before: manusia suka sekali berandai-andai. Suka melihat sesuatu di luar dirinya. Suka melihat ke luar dan bukan ke dalam diri. Akhirnya- seperti istilah yang sering di sebut orang- ia melihat bahwa rumput tetangganya lebih hijau dari pada rumput di halamannya sendiri. Adalah sesuatu yang harus kusyukuri bahwa sampai saat ini aku masih dapat menggenggam dengan erat dan mantap tangan suamiku. Bahwa sampai saat ini aku masih dapat berbagi rasa dan cerita dari hati ke hati dengannya dengan ringan dan akrab walau bagaimanapun pastinya memang masih tetap ada sedikit ruang sisa untuk rahasiaku sendiri. Perkara bagaimana nanti, 10 atau 15 tahun ke depan, keadaan itu berubah, toh itu adalah jalan hidupku juga yang senang sedihnya harus kujalani. Kata Forrest Gump: “ Life is like a box of chocolate. You’ll never know what you gotta get!” Kita tak pernah tahu apa yang akan kita jumpai di awal dan di akhirnya. Membandingkan dirinya dengan yang lain? Dalam batas tertentu, kurasa sah-sah saja. Tapi yang pasti saat ini aku cuma bisa mengatakan: “Masku tersayang, kau adalah yang terbaik. Aku tak mau yang lain lagi!”